Syafaat Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat

Syafaat Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat

Syafaat Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat

Syafaat Rasulallah (Nabi Muhammad). Setiap mukallaf (dewasa) wajib mengetahui, bahwa Nabi Muhammad SAW memberi syafaat di dalam keputusan yang memisahkan antara manusia.
Ada satu riwayat yang mengatakan, bahwa ketika Allah mengumpulkan manusia (di satu lapangan) pada hari kiamat (padang mahsyar), lalu bermunculan api neraka dengan saling tindih antara sebagian dengan sebagian yang lain. Malaikat penjaganya (Neraka yaitu Malaikat Malik) menghalangi agar tidak menjilat manusia. Api neraka pun berkata: Demi keAgungan Tuhanku, sesungguhnya telah dibiarkan antara aku dengan isteri-isteriku. Malaikat lalu bertanya: Siapakah para isterimu itu? Api menjawab: Yaitu setiap orang yang sombong dan bertindak sewenang-wenang. Maka, tiada hentinya manusia saling tumpang-tindih di dalam api Neraka dengan jangka waktu sehari ibarat seribu tahun lamanya. Sedangkan Allah tidak berkata kepada mereka sepatah pun. Keadaan akan semakin bertambah menakutkan bagi mereka, sehingga (mereka) sangat mengharapkan bisa lari dari tempat itu meskipun menuju ke neraka Jahanam.
Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Pergilah kalian pada bapak kalian Nabi Adam. Mereka pun datang menghadap Nabi Adam dan berkata: Hai bapak sekalian manusia, keadaan kita ini semakin bertambah payah. Kamu adalah orang yang telah diciptakan Allah dengan kekuasaan-Nya dan malaikat disuruh-Nya bersujud dihadapanmu dengan meniupkan Ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Oleh karena itu, berilah pertolongan kepada kita semua akan jelasnya keputusan dari Allah. Dan mohonkanlah pertolongan kepada-Nya untuk kita semua, agar Dia memberi keputusan kepada kita. Nabi Adam menjawab: Aku sama sekali tidak mempunyai syafaat. Sesungguhnya aku telah dikeluarkan dari surga sebab adanya kesalahan yang aku lakukan dan pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, bagi kalian masih ada waktu untuk datang menghadap kepada Nabi Nuh, karena beliau adalah Nabi pertama yang menjadi utusan (Rasul). Mereka pun datang menghadap Nabi Nuh dan berkata: Mohonkanlah pertolongan kepada Tuhanmu untuk kita semua, agar Dia memberi keputusan kepada kita. Nabi Nuh menjawab: Aku sama sekali tidak mempunyai syafaat. Sesungguhnya aku telah berdoa yang menyebabkan penduduk bumi menjadi tenggelam dan pada hari ini aku sangat di susahkan oleh diriku sendiri. Namun, kalian masih ada kesempatan untuk datang menghadap kepada Nabi Ibrahim, di mana dia adalah Nabi kekasih Allah SWT.
Mereka pun datang berbondong-bondong menghadap Nabi Ibrahim dan berkata: Mohonkanlah pertolongan kepada Tuhanmu, agar Dia cepatcepat memberikan keputusan-Nya kepada kita. Nabi Ibrahim menjawab: Aku sama sekali tidak mempunyai pertolongan. Karena, aku telah berdusta di dalam melaksanakan (menegakkan) hukum Islam sampai tiga kali. Pertama, aku mengatakan bahwa diriku telah sakit, walau sebenarnya hal itu tidak menimpaku. Kedua, aku menghancurkan semua berhala, sedang aku mengingkarinya di hadapan mereka. Ketiga, aku berbohong dengan mengatakan bahwa isteriku adalah saudara perempuanku. Oleh karena itu, pada hari ini aku sangat di susahkan oleh diriku sendiri. Namun, kalian masih ada waktu untuk datang menghadap kepada Nabi Musa, di mana Allah telah memberi titah langsung kepadanya (berdialog secara langsung). Mereka pun datang menghadap Nabi Musa dan berkata, seperti permintaan mereka kepada para Nabi sebelumnya. Lalu Nabi Musa menjawab: Aku tidak mempunyai syafaat, karena Sesungguhnya aku telah membunuh orang tanpa hak. Maka pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, kalian coba datang menghadap kepada Nabi Isa, karena dia adalah Ruh Allah dan sabda-Nya; Kemudian mereka datang menghadap Nabi Isa dan dijawab: Sesungguhnya aku dan ibuku telah dijadikan orang sebagai dua Tuhan selain daripada Allah. Oleh karena itu, pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, mungkin lebih baik jika salah seorang di antara kalian mempunyai harta lalu harta itu di masukkan ke dalam kantong dan ditutup dengan segel. Apakah kaliandapat mengambil harta itu, tanpa harus terlebih dahulu membongkar segelnya? Mereka menjawab: Tidak. Nabi Isa melanjutkan sabdanya: Sesungguhnya Nabi Muhammad % adalah Nabi yang paling akhir dan pada hari ini beliau telah datang. Allah sendiri telah memberi ampunan kepadanya, baik dosa-dosa beliau yang terdahulu maupun yang sesudahnya. Datanglah kalian. sekarang juga kepadanya. Lalu mereka pun datang menghadap Nabi Muhammad dan beliau segera menjawab: "Aku adalah orang yang memiliki syafaat tersebut wahai umatku, wahai umatku!" 
Kemudian Nabi Muhammad SAW. bersujud di bawah Arsy seperti ketika melaksanakan salat. Lalu Allah fia menjawab doa beliau: ”Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mintalah, niscaya kamu Aku beri.” Berikanlah syafaatmu pasti akan Aku terima.
Nabi Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan memberi syafaat dalam keputusan Mahkamah Agung.
Tidak lama kemudian mereka pergi dari tempat itu menuju ke tempat pemeriksaan amal.
Para Nabi, wali dan semua ulama sedikitpun tidak terkena musibah ketakutan dan kecemasan, karena mereka telah mendapat jaminan keamanan dari Allah SWT Hari itu, terbukti akan apa yang telah difirmankan Allah:
”Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat) dan disambut oleh para malaikat sambil berkata: "Inilah harimu, yang telah dijanjikankan kepadamu." (AlAnbiya= 103)
Oleh karena itu, mereka merasa tenteram dan akan selamat dari siksaan Allah. Akan tetapi mereka masih juga merasa takut dan ketakutan mereka itu karena ke-Agungan dan untuk menghormati Allah Ta'ala.
Ada yang berpendapat, bahwa orang yang berangkat menuju para Nabi untuk memohon syafaat (pertolongan) adalah pemimpin (wakil dari mereka) penduduk Mahsyar (semacam lapangan di mana manusia berkumpul).
Waktu yang mereka gunakan kesana-kemari untuk menghadap Nabi yang satu dan Nabi lainnya adalah seribu tahun lamanya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa orang yang berkepedulian untuk memintakan syafaat kepada para Nabi itu adalah para ulama yang mengamalkan ilmunya.
Adapun syafaat beliau Rosulullah SAW merupakan syafaat yang umum, artinya bisa meliputi semua mahluk yang terdiri dari manusia,jin (mukmin) dari umat Muhammad dan umat Nabi-Nabi lainnya. Karena itu dinamakan syafaat yang agung dan merupakan awal dari ”Maqamam Mahmudah” (derajat yang terpuji). Derajat ini, orang-orang terdahulu' dan yang terakhir memuji kepada beliau Rosulullah SAW. Dan akhir dari derajat ini adalah menetapnya ahli surga (di surga) dan menetapnya ahli neraka (di neraka). Sedangkan para Nabi ketika itu berada di bawah bendera kebesaran Nabi Muhammad (Rasulullah) SAW.
Syafaat yang agung ini hanya dikhususkan untuk beliau Rosulullah SAW dan (disamping itu) masih mempunyai beberapa syafaat yang lain. Bahkan / bagi selain dari beliau dapat memberi syafaat, yaitu para Nabi dan ulama serta orang-orang salih. Hanya saja, beliaulah yang membuka pintu syafaat mereka itu, karena mereka tidak berani mendahului di dalam memberikan syafaat yang disebabkan oleh ke-Agungan sifat dan ke-Megahan Allah Ta'ala pada hari kiamat.[1]


[1] Sumber dari Kitab Tijan As-Darari (Ilmu Tauhid) diterjemahkan oleh Achmad Sunarto (Mutiara Ilmu).



Syafaat Rasulallah, Syafaat Nabi Muhammad SAW, Syafaat Nabi Muhammad di hari kiamat, Syafaat Nabi,

1 Response to "Syafaat Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat"