Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah Mukhalafatu Lil Hawaditsi Beserta Artinya

Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah Mukhalafatuhu Lil Hawaditsi Beserta Artinya

Wajib bagi Allah mempunyai sifat ”Mukhalafatu lil bawadisi.” Artinya, tidak menyerupai dengan perkara baru (mahluk-Nya). Maka, sifat ketidak-samaan Allah dengan makhluk merupakan suatu ibarat mengenai hilangnya sifat jisim, sifat benda, sifat kulli (keseluruhan), sifat ju'i (sebagian) dan beberapa hal yang menetap pada Allah. Adapun hal-hal yang menetap pada sifat jisim, berada pada tempat yang cukup. Yang menetap pada sifat benda, berada pada perkara lain (seperti buku dimeja, arloji di tangan atau kunci di saku) yang menetap pada sifat kulli (keseluruhan) ialah besar, pada sifat juz'i (sebagian) ialah kecil dan lain sebagainya.Oleh karena itu, apabila setan melontarkan (membisikkan) kata-kata di dalam hati andabahwa: "Kalaulah sekiranya Allah itu tidak merupakan jisim, benda, mempunyai bagian atau sebagian, maka bagaimana pula hakikat Allah itu?" Maka jawabnya adalah: ”Tidak ada yang mampu mengerti akan hakikatAllah, kecuali Allah sendiri."Ditegaskan di dalam Al-Qu'r an sebagaimana firman-Nya:”Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syura : 11)Oleh karena itu,
Allah bukanlah merupakan jisim yang bisa digambarkan atau benda yang sangat terbatas oleh ruang dan waktu.Allah Ta'ala tidak mempunyai tangan, mata, telinga dan lain-lain seperti yang dipunyai mahluk-Nya.Allah tidak menyerupai benda yang dapat diukur dan dapat dibagi-bagi. Sebaliknya, benda pun tidak dapat menempati kedudukan (posisi) Allah. Begitu juga tidak berupa sifat dan sifat pun tidak dapat menempati posisi Allah.Allah tidak menyerupai perkara yang wujud, begitu pula perkara yang wujud tidak menyerupai Allah. Ukuran tidak akan bisa untuk mencapai Allah dan arah tidak bisa memuat dan meliput-Nya. Demikian pula bumi dan langit yang tidak memadai jika ditempati oleh Allah.Allah Yang mengangkat derajat segala sesuatu dan lebih dekat dari urat nadi manusia.Allah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Kedekatan Allah tidak menyerupai dengan dekatnya jisim.Allah Maha Luhur dari tempat yang meliputi-Nya, sebagaimana Allah Maha Bersih dari segala masa yang akan membatasi-Nya.Allah telah wujud sebelum masa dan tempat diciptakan. Dia (Allah) akan tetap berada di atas segala yang ada.Mustahil Bagi Allah Memiliki Sifat Mumatsalah (Menyerupai).Adapun lawan dari sifat ini adalah mumatsalah (menyerupai). Artinya, apabila Allah  tidak menyerupai dengan mahluk, niscaya Allah akan menyerupai pada semua mahluk-Nya. Akan tetapi, persamaan tersebut adalah batal. Sebab, apabila Allah menyerupai pada perkara yang baru, sudah barang tentu Allah pun baru sepertinya. Karena, semua apa yang ada pada salah satu dari dua kesamaan, maka yang lain pun ada kesamaannya.Akan tetapi, apabila keberadaan Allah merupakan hal yang baru, maka hal itu adalah muhal (tidak mungkin) disebabkan oleh kuatnya dalil tentang wajibnya Allah mempunyai sifat qidam. Jika dipandang dari segi, bahwa Allah wajib mempunyai sifat mukhalafah lil hawadisi, maka mustahil bila Allah mempunyai sifat yang berlawanan dengan sifat tersebut, yakni sifat mumatsalah. Mengenai gambaran mumatsalah (kesamaan) ada beberapa macam, diantaranya:
Allah memiliki jisim, baik tersusun (tubuh) maupun tidak tersusun. Juga dinisbatkan pada benda atau sifat. Yang membutuhkan tempat atau sisi yang ada pada suatu benda yang karenanya tidak akan berada di atas arsy dan tidak pula di bawahnya.Allah mempunyai sisi yang tidak akan berada di atas serta tidak pula di sebelah kanan dan kirinya. Atau Allah berada pada suatu tempat yang terbatas dengan masa.Allah di lingkari oleh dua peristiwa baru, yaitu malam dan siang. Atau Dzat Allah yang luhur itu bersifat seperti mahluk-Nya yang memiliki kekuasaan baru, kehendak baru, bergerak atau diam, berwarna, kecil, besar (dalam arti banyak bagiannya).Allah bersifat dengan beberapa kesengajaan di dalam segala pekerjaan dan hukum-Nya, seperti menciptakan Zaid bukanlah karena adanya maksud (dari maksud-maksud) tertentu. Artinya, ada kemaslahatan yang bisa mendorong Allah untuk melaksanakan pekerjaan itu. Akan tetapi, merupakan permainan saja (tidak mengandung hikmah). Dan hukum Allah seperti mewajibkan salat kepada kita bukanlah karena adanya maksud-maksud tertentu. Artinya, ada maksud kemaslahatan yang mendorong Allah untuk menetapkan hukum wajib itu.Semua hal tersebut  itu bagi Allah adalah mustahil. Oleh karena itu, dari contoh yang telah diuraikan, maka sifat-sifat yang mustahil tidak mungkin ada bagi Allah.

[1] Sumber dari Kitab Tijan As-Darari (Ilmu Tauhid) diterjemahkan oleh Achmad Sunarto (Mutiara Ilmu).


Untuk Penjelasan Lainnya Silahkan Kembali Ke Halaman Utama (Klik Disini)

4 Responses to "Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah Mukhalafatu Lil Hawaditsi Beserta Artinya"