Kerajaan Islam di Kalimantan dan Maluku

Kerajaan Islam di Kalimantan dan Maluku - Kerajaan Banjaran di Kalimantan Selatan, Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku

Kerajaan Islam di Kalimantan dan Maluku

Kerajaan Banjaran di Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan berkaitan dengan berdirinya dengan Kerajaan Banjarmasin. Peristiwanya terjadi ketika pertentangan Islam dalam Istana Banjar.
Pada waktu itu Pangeran Samudra sebagai pewaris sah kerajaan berselisih dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Kemudian terjadilah perang saudara. Selama peperangan Pangeran Samudra meminta bantuan kepada Sultan Demak (Sultan Trenggono) untuk mengalahkan musuhnya dalam istana.
Sultan Demak bersedia membantu dengan syarat Pangeran Samudra harus masuk Islam. Peperangan tersebut dimenangkan oleh Pangeran Samudra berkat bantuan Sultan Demak. Tak lama kemudian Pangeran samudra beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar menyatakan diri masuk Islam. Pangeran samudra lalu berganti nama menjadi Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Ia yang dinobatkan sebagai raja pertama dalam kerajaan Islam Banjar (1526 M).
Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur
Menurut risalah Kutai, pelopor pengembangan Islam tidak lepas dari peran mubaligh dari Makassar yang bernama Datok Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan. Melalui kedua mubaligh tersebut, Raja Kutai yaitu Raja Mahkota masuk Islam. Masuknya beliau diikutin pula oleh pangeran, para mentri, panglima, hulu balang, dan akhirnya rakyat biasa.
Setelah Raja Mahkota memeluk agama Islam tahun 1575, maka penyebaran ajaran Islam
mulai meningkat. Penyebaran Islam bukan saja di kota-kota besar di wilayah Kutai, namun lebih jauh daerah pedalaman.
Salah seorang yang berperan dalam penyebaran Islam ke pedalaman Kalimantan Timur adalah Aji Di Langgar. Ia adalah anak dari Raja Mahkota. Selanjutnya penyebaran ini dilakukan oleh penerusnya dan para ulama hingga ke daerah Muara Kaman.
Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku
Letak geografis Kerajaan Ternate dan Tidore ada di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara). Kerajaan Ternate dan Tidore adalah kerajaan penghasil rempah-rempah seperti pala dan cengkeh.
Masuknya Islam ke wilayah Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Islam masuk ke Maluku pada abad ke-15. Islam disebarluaskan oleh pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa.
Setelah Islam berkembang dalam masyarakat, kemudian muncul empat kerajaan Islam di Maluku. kerajaan tersebut dikenal dengan istilah Maluku Kie Raha (Maluku empat raja) yang terdiri dari Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Kerajaan Ternate dipimpin Sultan Zaenal Abidin (1486-1500), Tidore oleh Sultan Mansur, Jailolo oleh Sultan Sarajati dan Bacan oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa empat raja tersebut masyarakat Muslimin di Malukuvsudah menyebar sampai ke Belanda, Hitu, Haruku, Makyan dan Halmahera.
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Nuku. Kesultanan Tidore bahkan berhasil menguasai daerah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian.
Sementara Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah. Kesultanan Ternate telah menguasai sebagian besar Maluku, Gorontalo, Banggai, di Sulawesi, sampai ke Flores dan Mindanao. Itulah sebabnya mengapa kini di Filipina Selatan terdapat penduduk yang beragama Islam.


Tag : Kerajaan Islam di Kalimantan dan Maluku, Kerajaan Banjaran di Kalimantan Selatan, Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku

6 Responses to "Kerajaan Islam di Kalimantan dan Maluku"

  1. Artikel nya sangat bermanfaat gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mudah-mudahan bermanfaat makasih gan atas kunjungannya

      Hapus
  2. dari artikel ini, kita bisa mengambil beberapa pengetahuan mengenai kerajaan Islam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar kawan JAS MERAH (Jangan lupakan sejarah)apalagi mengenai agama islam semoga bermanfaat

      Hapus
  3. dari artikel ini saya jadi bisa belajar islami yg baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gan semoga bermanfaat informasi mengenai sejarah islamnya dan terus belajar mengenai sejarah islam

      Hapus